2 Mei: Hari Penampahan Kuningan
3 Mei: Hari Raya Kuningan; Kajeng Kliwon Uwudan
7 Mei: Hari Buda Cemeng Langkir
9 Mei: Hari Bhatari Sri
12 Mei: Hari Purnama Destha
13 Mei: Hari Anggara Kasih Medangsia
18 Mei: Kajeng Kliwon Enyitan
27 Mei: Hari Tilem Sasih Destha
28 Mei: Hari Buda Kliwon Pahang (Pegat Uwakan)
Kalender Bali, sebuah sistem penanggalan yang unik, beroperasi dengan mekanisme perhitungan yang berbeda secara signifikan dari kalender Masehi. Keistimewaan kalender ini terletak pada siklus 210 hari yang menjadi landasan bagi penentuan rahinan (hari suci) dan berbagai acara keagamaan dalam tradisi masyarakat Bali. Meskipun menggunakan konsep minggu yang terdiri dari 7 hari, kalender Bali memiliki struktur bulanan yang khas, di mana setiap bulan terdiri dari 35 hari. Sistem penanggalan ini memberikan warna tersendiri pada ritme kehidupan masyarakat Bali, yang terjalin erat dengan tradisi dan spiritualitas.
Dalam konteks
kalender Bali, beberapa hari memiliki makna yang mendalam dan dirayakan secara khusus.
Kajeng Kliwon, misalnya, diperingati setiap 15 hari sebagai waktu yang tepat untuk penyucian diri serta upaya mengharmoniskan energi internal dan eksternal. Selain itu, fase-fase bulan, yaitu Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati), juga memiliki peran penting. Purnama, yang terjadi setiap bulan, dianggap sebagai momen yang sangat baik untuk melaksanakan persembahyangan dan memperdalam hubungan spiritual dengan Yang Maha Kuasa. Sementara itu, Tilem menjadi waktu untuk melakukan perenungan diri dan membersihkan diri dari segala hal negatif.
Salah satu perayaan yang paling menonjol dalam kalender Bali adalah piodalan, atau odalan. Ini merupakan hari raya yang diadakan di pura-pura (tempat suci) sebagai peringatan hari jadi pura tersebut. Perayaan odalan berlangsung setiap 210 hari dan dianggap sebagai peristiwa yang sangat sakral. Rangkaian upacara yang megah, tarian-tarian sakral, serta doa bersama menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini, yang bertujuan untuk menghormati Tuhan dan para leluhur.
Lebih jauh lagi, kalender Bali juga memberikan panduan dalam menentukan dewasa ayu, yaitu hari-hari yang dianggap baik untuk melaksanakan berbagai kegiatan penting. Mulai dari upacara pernikahan dan potong gigi (
mapandes) hingga memulai usaha baru, pemilihan waktu yang tepat berdasarkan perhitungan kalender Bali menjadi aspek krusial dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kalender Bali bukan hanya sekadar instrumen pengukur waktu, melainkan juga sebuah kompas kehidupan yang memadukan nilai-nilai spiritual dan budaya.
Untuk memberikan kemudahan akses terhadap kekayaan informasi yang terkandung dalam kalender Bali, Pelajahin.com hadir dengan fitur Kalender Bali Digital. Melalui fitur ini, pengguna dapat dengan mudah memperoleh informasi detail mengenai setiap rahinan, odalan, serta dewasa ayu, kapan pun dan di mana pun melalui perangkat smartphone mereka. Ini diharapkan dapat menjangkau generasi muda yang semakin terhubung dengan teknologi, sekaligus melestarikan dan menyebarkan pengetahuan tentang warisan budaya Bali yang tak ternilai harganya.