Kalender Bali Agustus 2025 - rahinan, hari raya Hindu
1 Agustus 2025: Kajeng Kliwon Uwudan
6 Agustus 2025: Hari Buda Kliwon Ugu
8 Agustus 2025: Hari Purnama Sasih Karo
16 Agustus 2025: Hari Tumpek Wayang; Kajeng Kliwon Enyitan
20 Agustus 2025: Hari Buda Cemeng Kelawu (Rerahinan Hyang Rambut Sedana)
22 Agustus 2025: Hari Bhatari Sri
23 Agustus 2025: Hari Tilem Sasih Karo
26 Agustus 2025: Hari Anggara Kasih Dukut
31 Agustus 2025: Hari Watugunung Runtuh (Kajeng Kliwon Uwudan)

Kalender Bali merupakan salah satu peninggalan budaya yang sangat penting dan tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali hingga saat ini. Lebih dari sekadar alat penunjuk waktu, kalender ini memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat. Tidak seperti kalender Masehi yang didasarkan pada perputaran matahari selama 365 hari, sistem kalender Bali menggunakan siklus wuku, yakni perputaran waktu selama 210 hari yang dibagi menjadi 30 minggu, masing-masing terdiri atas tujuh hari.

Siklus wuku ini menjadi acuan utama dalam menentukan berbagai kegiatan penting, seperti upacara keagamaan, mencari hari baik (dewasa ayu), dan juga aktivitas bertani maupun kegiatan sosial lainnya. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya keterkaitan antara kalender Bali dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, baik dalam ranah duniawi maupun spiritual. Penanggalan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Salah satu ciri khas dari kalender ini adalah banyaknya hari-hari suci yang dirayakan secara berkala. Misalnya, Kajeng Kliwon, yang muncul setiap 15 hari, diyakini sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pembersihan batin dan perlindungan diri dari pengaruh negatif. Ada juga Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati), yang masing-masing diperingati sebulan sekali. Purnama dianggap membawa kekuatan positif dan biasanya digunakan untuk sembahyang di pura, sementara Tilem menjadi momen untuk introspeksi dan melepaskan energi buruk.

Tidak hanya itu, masyarakat Bali juga mengenal Piodalan, yaitu perayaan ulang tahun pura yang jatuh setiap 210 hari sesuai dengan siklus wuku. Pada momen ini, upacara besar biasanya digelar dengan penuh khidmat, melibatkan persembahan, tarian sakral, dan doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan serta leluhur.

Selain hari suci, kalender Bali juga memuat panduan hari baik atau dewasa ayu, yang digunakan sebagai patokan dalam melangsungkan acara penting seperti pernikahan, upacara adat, bahkan memulai usaha baru. Dengan demikian, sistem kalender ini tidak hanya mengatur waktu, namun juga menjaga harmoni antara dunia spiritual dan kegiatan manusia.

Meski zaman telah berubah dan kehidupan modern semakin kompleks, masyarakat Bali tetap setia menggunakan kalender ini. Bahkan di tengah kesibukan kota dan kehidupan modern, nilai-nilai budaya ini tetap dipegang teguh, menjadikan kalender Bali sebagai simbol kelestarian tradisi di era globalisasi.

Kategori: Artikel
Tags: kalender bali, agustus, piodalan, kajeng kliwon, purnama, tilem, galungan, kuningan, tumpek wayang, buda cemeng, anggara kasih