Thumbnail

Sejarah Pura Petitenget dan Pujawali 13 Nov 2024

Daftar Isi:
1. Sejarah Pura Petitenget yang Penuh Makna
2. Pertemuan dengan Ki Bhuto Ijo
3. Pendirian Pura Petitenget dan Kisah Wabah Penyakit
4. Keunikan Arsitektur Pura Petitenget
5. Pujawali dan Tradisi Ritual di Pura Petitenget
6. Daya Tarik Wisata Pura Petitenget

Sejarah Pura Petitenget yang Penuh Makna

Pura Petitenget adalah salah satu pura di Bali yang terkenal sebagai Pura Dang Kahyangan, tempat suci bersejarah yang tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan. Pura ini berdiri kokoh di tepi Pantai Petitenget, yang terletak di Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Lokasinya sekitar 15 kilometer ke arah barat dari pusat kota Denpasar.

Nama "Tenget" terdiri dari dua kata, yaitu "Peti," yang berarti kotak atau tempat sirih, dan "Petitenget," yang berarti angker atau sakral. Nama ini memiliki makna mendalam yang terhubung dengan sejarah kedatangan tokoh suci Dang Hyang Dwijendra di Bali pada abad ke-15. Dalam perjalanan spiritualnya, Dang Hyang Dwijendra atau yang dikenal sebagai Pedanda Sakti Wawu Rawuh, mengunjungi berbagai tempat di Bali, Lombok, dan Sumbawa. Beliau mendirikan banyak pura, menyebarkan ilmu pengetahuan, serta menjadi guru bagi para pemimpin Bali.

Dalam naskah lontar Dwijendra Tatwa, diceritakan bahwa beliau memulai perjalanan spiritualnya dari Pura Masceti menuju ke arah barat dan singgah di Pura Sakenan di Desa Serangan. Sebelum melanjutkan perjalanan, beliau memberikan pesan kepada penduduk setempat untuk menjaga dan merawat Pura Sakenan dengan penuh hormat.

Pertemuan dengan Ki Bhuto Ijo

Setelah beristirahat di Pura Sakenan, Dang Hyang Dwijendra melanjutkan perjalanan menuju ke arah barat dan tiba di sebuah hutan di ujung barat Desa Kerobokan. Ketika beliau hendak beristirahat, tiba-tiba muncul sosok raksasa bernama Ki Bhuto Ijo, penjaga hutan yang sakral di daerah tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Dang Hyang Dwijendra mengungkapkan keinginannya untuk mencapai moksa, atau penyatuan dengan alam semesta, di hutan yang dijaga oleh Ki Bhuto Ijo.

Beliau kemudian menyerahkan berbagai perlengkapan, termasuk kotak sirih atau "pecanangan," yang melambangkan pusat ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang mencakup ekonomi, politik, keamanan, dan sosial budaya. Ki Bhuto Ijo diberi tanggung jawab untuk menjaga pecanangan tersebut sebagai simbol sakral.

Dalam perjalanan spiritualnya, Dang Hyang Dwijendra disarankan oleh Bhatara Masceti untuk menuju ke selatan dan mencari bukit yang menonjol ke arah barat menyerupai perahu yang siap berlayar. Tempat yang dimaksud adalah Pura Uluwatu, yang nantinya menjadi tempat moksa beliau.

Pendirian Pura Petitenget dan Kisah Wabah Penyakit

Saat Dang Hyang Dwijendra melanjutkan perjalanan ke Uluwatu, penduduk Desa Kerobokan yang tidak sengaja menebang hutan yang dijaga oleh Ki Bhuto Ijo tiba-tiba jatuh sakit. Merasa bingung dengan kondisi tersebut, mereka mencari tahu keberadaan Dang Hyang Dwijendra yang saat itu sedang berada di Pura Uluwatu dan meminta bantuannya.

Dang Hyang Dwijendra menyebutkan bahwa penyakit yang menyerang warga Desa Kerobokan adalah akibat dari ketidakhormatan terhadap Ki Bhuto Ijo, penjaga hutan sakral. Beliau menyarankan penduduk untuk mendirikan tempat pemujaan sebagai tanda hormat dan tempat berstananya Ki Bhuto Ijo.

Maka, didirikanlah Pura Petitenget sebagai tempat sakral untuk Ki Bhuto Ijo dan sebagai panyawangan bagi Dang Hyang Dwijendra. Setelah pura tersebut berdiri, wabah penyakit pun berakhir, dan kehidupan warga kembali tenteram dan sejahtera. Sejak saat itu, Pura Petitenget dianggap sebagai tempat suci dan dilestarikan hingga kini.

Keunikan Arsitektur Pura Petitenget

Pura Petitenget terdiri dari dua pura utama dalam satu kompleks, yaitu Pura Masceti Ulun Tanjung dan Pura Petitenget itu sendiri. Pura Masceti Ulun Tanjung berada di sebelah selatan dan merupakan tempat pemujaan bagi Ida Bhatara Masceti, sementara Pura Petitenget berada di sebelah utara dengan palinggih utama yang diperuntukkan untuk Ki Bhuto Ijo. Di bagian dalam pura atau jeroan pura, terdapat tempat khusus untuk menghormati Dang Hyang Dwijendra sebagai guru suci dan pelindung spiritual.

Arsitektur pura ini mencerminkan gaya khas Bali dengan detail ornamen yang kaya. Bagian pelinggih yang terdapat di pura dipenuhi dengan ukiran khas Bali yang indah dan penuh makna, menggambarkan kisah-kisah legendaris dalam kebudayaan Bali.

Pujawali dan Tradisi Ritual di Pura Petitenget

Sebagai tempat suci, Pura Petitenget memiliki jadwal upacara Pujawali yang diadakan setiap 210 hari sekali, bertepatan dengan Rahina Budha Cemeng Merakih dalam kalender Bali yaitu pada tanggal 13 November 2024. Pada saat upacara Pujawali, penduduk sekitar dan umat Hindu di Bali berkumpul di Pura Petitenget untuk melakukan persembahyangan dan mengadakan berbagai ritual tradisional.

Upacara ini dilakukan untuk menghormati Ki Bhuto Ijo dan Dang Hyang Dwijendra serta menjaga keharmonisan antara manusia dan alam. Selain itu, upacara ini dipercaya dapat menjaga ketenangan desa dan melindungi penduduk dari berbagai bahaya dan penyakit.

Daya Tarik Wisata Pura Petitenget

Pura Petitenget tidak hanya sebagai tempat suci untuk pemujaan, tetapi juga menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia. Letaknya yang dekat dengan Pantai Petitenget membuat pura ini menjadi lokasi yang ideal untuk menikmati pemandangan matahari terbenam. Pantai berpasir keemasan ini memberikan suasana eksotis yang berpadu dengan nuansa magis dari Pura Petitenget, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan.

Wisatawan juga dapat menikmati keindahan arsitektur dan nilai historis dari pura ini. Bagi yang tertarik dengan kebudayaan Bali, Pura Petitenget merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan spiritualitas Hindu Bali yang kental dengan kisah-kisah legendaris.

Dengan sejarah yang kaya dan suasana spiritual yang mendalam, Pura Petitenget merupakan destinasi wisata yang tak hanya menarik tetapi juga memberikan pengalaman yang mendalam bagi siapa saja yang berkunjung.

Kategori: artikel
Tags: Pura Petitenget, Dang Hyang Dwijendra, Pura Sakenan, Pura Uluwatu, Bali, kerobokan

Spot Iklan

#

Khusus member yang memiliki usaha, silahkan pasang banner di sini (GRATIS).